Senin, 21 September 2015

Teknologi Siaran TV

A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi
Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
Daya pancar
Gain dan sistem antena pemancar
Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
Frequency saluran yang digunakan
Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima
Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siaran televisi :
Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)
Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB
Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB
Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB
Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB
Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB

B. Daya Pancar
Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.

Identifikasi Standar TV Dunia Dan HDTV
HDTV adalah merupakan media komunikasi baru dan teknologinya

masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal dekade ini. Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI  -nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa  sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor yang harus diperhitungkan. 

Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini akan menjadi standar televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang  sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasar dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun 2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telah dan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehingga bisa menguasai pasar dunia (posisi strategis). Karena itu maka sekarang telah bermunculan berbagai standar, yang satu sama lainnya saling berbeda. Yang menjadi persoalan  sekarang adalah bagaimana sebaiknya bagi negara berkembang ? 
Proses Kerja Elektronis Pesawat TV



Prinsip Kerja Televisi 
Bagaimanakah Televisi Bekerja?
Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera

Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi

sumber: http://teknikpenyiarantelevisi.blogspot.co.id/ 

Teknologi Penyiaran TV Analog ke Digital 

Industri penyiaran semakin berkembang dari waktu ke waktu, termasuk dalam perkembangan teknologi televisi. Di Indonesia pada masa kini, sudah banyak rumah-rumah yang menggunakan televisi digital atau yang lebih dikenal dengan sebutan tv kabel atau tv berlangganan, terutama di kota-kota besar. Perangkat ini menggantikan televisi analog yang secara umum menayangkan siaran dari berbagai stasiun televisi lokal dan nasional saja. Tidak hanya televisi analog dan digital saja, kini sudah diciptakan teknologi yang lebih baru lagi, yaitu televisi online yang dapat diakses di personal computer, laptop, tablet, dan bahkan smartphone. Akan tetapi, teknologi penyiaran yang akan dibahas di dalam tulisan ini adalah televisi analog dan televisi digital saja.
            Televisi analog mengkodekan informasi yang diterima dengan cara memvariasikan frekuensi dari sinyal. Penyiaran televisi analog menggunakan frekuensi radio VHF / UHF. Sama seperti halnya penyiaran televisi analog, penyiaran televisi digital juga menggunakan frekuensi radio VHF / UHF, namun format kontennya berupa digital. Dalam penyiaran televisi analog, semakin jauh antenna televisi analog dari stasiun pemacar televisi, maka akan semakin lemah sinyal yang diterima sehingga gambar yang diterima pun akan semakin buruk atau berbayang. Keadaan itu berbeda dengan televisi digital yang dapat menyampaikan gambar dan suara dengan jernih sampai pada titik di mana sinyal tidak dapat diterima lagi. Sehingga dapat dikatakan bahwa penyiaran televisi digital hanya mengenal dua macam status, yaitu terima (1) atau tidak (0). Artinya, jika perangkat penerima siaran digital dapat menangkap sianyal, maka informasi gambar dan suara akan diterima dengan kualitas yang baik. Namun jika sinyal tidak dapat ditangkap oleh perangkat penerima siaran digital, maka gambar dan suara tidak akan muncul. Bagi para pengguna televisi konvensional (televisi yang menerima siaran televisi analog), diperlukan alat yang dinamakan set-top-box (STB). STB ini merupakan perangkat eksternal yang akan menangkap siaran televisi digital dengan cara menerima siaran televisi digital tersebut, kemudian mengkonversi dan mengkompresi sinyal digital tersebut sehingga dapat diterima oleh pesawat televisi konvensional. STB harus memiliki standard yang sama dengan sistem pemancar (transmitter), yaitu DVB-T2. Standard ini diadopsi oleh Indonesia sejak tahun 2012, menggantikan standard sebelumnya yaitu DVB-T yang digunakan sejak tahun 2007. DVB-T ini sebelumnya merupakan standard penyiatan televisi digital terrestrial yang tidak berbayar atau free to air. Dengan adanya perangkat STB ini, maka para pemilik televisi konvensional tidak perlu membeli perangkat televisi baru. STB ini kini disediakan oleh para perusahaan yang memfasilitasi layanan siaran televisi digital, seperti telkomvision, indovision, dan masih banyak lagi.

            Pada siaran televisi digital, kualitas gambar dan suara yang diterima dan ditonton pemirsa jauh lebih bagus dibandingkan dengan siaran televise analog. Pada siaran televisi digital, segala bentuk noise seperti bintik-bintik semut, dan gambar berbayang tidak lagi nampak pada layar monitor televisi. Selain itu, fasilitas yang terdapat pada televisi digital selain siaran berbagai program acara dari bermacam stasiun televisi adalah fasilitas EPG (Electronic Program Guide). EPG merupakan fasilitas untuk penonton agar dapat mengetahui berbagai acara yang telah dan akan ditayangkan di jam-jam berikutnya. Selain itu, dalam siaran televisi digital, terdapat layanan interaktif di mana penonton dapat membarikan rating terhadap suatu program siaran secara langsung.  

            Selain kualitas gambar dan suara yang lebih bagus daripada televisi analog dan fasilitas program yang lebih interaktif, televisi digital memiliki beberapa keunggulan lain dibandingkan dengan televisi analog. Beberapa keunggulan itu diantaranya adalah: televisi digital menghemat kanal frekuensi, merupakan perangkat yang dilengkapi dengan EWS, dan dilihat dari segi industri, penyiaran televisi digital ini juga lebih menguntungkan. EWS sendiri merupakan singkatan dari Early Warning System, yaitu peringatan dini kepada masyarakat apabila terjadi keadaan darurat, seperti tsunami atau gempa bumi. Sistem EWS ini terdapat pada STB televisi digital. Dari segi industri, penyiaran televisi digital lebih menguntungkan karena penjualan STB sangat menjanjikan di pasaran. Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Dr. Ir. Thomas Sri Widodo, D.E.A, jika dihitung, harga STB satuannya sekitar Rp 500,000, peluang bisnis 10 persen per tahun, dan kepemilikan televisi di Indonesia mencapai 40 juta unit. Hasilnya, peluang bisnis STB televisi digital ini mencapai nilai 2 triliun rupiah. Angka ini merupakan angka yang besar bagi industri menengah. Selain itu, para pemilik stasiun televise tidak perlu mengganti perangkat penyiaran mereka, karena perangkat yang dibutuhkan dalam penyiaran televisi digital akan disediakan oleh perusahaan multipleksing.

            Melihat banyaknya keuntungan yang diperoleh dari penyiaran televisi digital dibandingkan dengan penyiaran televisi analog, negara-negara maju di Eropa dan negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, Kanada, dan Australia telah mematikan siaran analog (analog switch off) di negara mereka. Mereka beralih ke penyiaran televisi digital. Selanjutnya setiap negara harus menetapkan tahun migrasi dari penyiaran televisi analog menuju penyiaran televisi digital. Di Indonesia, perkembangan penyiaran televisi digital ini mencapai tahap perancangan dan migrasi dari televisi analog. Dalam tahap ini, sampai tahun 2015, STB sangat dibutuhkan oleh para pengguna televisi. tahun 2012, selambat-lambatnya implementasi penyiaran digital telah dimulai dan di tahap berikutnya, di kota-kota besar secara bertahap akan dilakukan analog switch off. Pada tahun 2012 tersebut, infrastruktur televisi digital telah mulai dibangun dan dioperasikan oleh penyelenggara multipleksing swasta di daerah Jawa, dan Kepulauan Riau. Konten siaran televisi digital juga sudah dapat diterima di daerah ini. Daerah lain yang akan menyusul secara bertahap adalah Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Dalam rencana implementasi penyiaran televisi digital di Indonesia, pemerintah merencakan pada tahun 2018 akan dialkukan analog switch off secara nasional. Oleh karena itu, sejak sekarang, masyarakat dan para pelaku industri dipersiapkan untuk melakukan migrasi dari penyiaran televisi analog ke televisi digital.

            Akan tetapi dalam proses pembangunan jaringan infrastruktus televisi digital, memang dibutuhkan biaya yang besar. Penyedia layanan multipleksing televisi digital harus membangun infrastruktur di berbagai wilayah dalam zona layanannya. Pembangunan ini harus sesuai dengan komitmen penyedia layanan multipleksing tersebut pada saat seleksi penyelenggaraan multipleksing. Nantinya, penyedia layanan multipleksing ini dapat menyewakan sebagian kapasitas yang ia miliki kepada perusahaan penyiaran yang menyediakan program siaran televisi digital. Jadi, infrastruktur baru seperti antenna, tower, pemancar, dan lain-lain tidak perlu dibangun atau dibangun lagi oleh stasiun televisi penyedia program siaran, karena mereka cukup menyewa slot siaran sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh penyedia multipleksing sehingga program siaran mereka dapat disiarkan kepada masyarakat di wilayah tertentu. 

            Dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan televisi analog, televisi digital memiliki beberapa keunggulan bagi masyarakat atau pemirsa dan juga para pelaku industri. Meskipun, dalam pembangunan infrastrukturnya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mengikuti jejak negara-negara lain, Indonesia rencananya akan melakukan analog switch off  pada tahun 2018. Berjalan mulus atau tidaknya migrasi dari televisi analog menuju televisi digital sehingga tercapainya analog switch off tergantung pada dukungan dari pemerintah, penyedia multipleksing, pemilik stasiun televisi, dan juga masyarakat sebagai penonton acara televisi. 

Manfaat Teknologi Siaran TV

Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan konsep-konsep yang terkait erat umum seperti arti, pengetahuan, negentropy, komunikasi, kebenaran, representasi, dan stimulasi mental.
Dalam beberapa kasus pengetahuan peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui komunikasi, intelijen, atau diperoleh dari berita juga disebut informasi. Informasi dalam bentuk koleksi data dan fakta sering disebut data statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi dan aliran.
Teknologi Informasi adalah istilah umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu orang untuk membuat, memodifikasi, menyimpan, berkomunikasi, dan / atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh Teknologi Informasi bukan hanya sebuah komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan perangkat genggam modern (misalnya ponsel).
Memahami teori komunikasi dan informasi menurut Robert l. Mathis dan John H. Jackson (2004) globalisasi adalah penyumbang utama terhadap pengembangan dan evolusi teknologi telekomunikasi dan informasi membantu pengiriman yang cepat. Teknologi komunikasi seperti televisi satelit dan telah menghadirkan layanan telepon nirkabel ke desa-desa. Pertumbuhan penggunaan internet di seluruh dunia telah membuat orang-orang dan perusahaan-perusahaan individu dapat dengan mudah berkomunikasi dan mengakses data dalam jumlah sangat besar 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar