Senin, 21 September 2015

Karakterisik TV Broadcast


BROADCASTING ITU APA?
Broadcasting secara umum dapat diartikan sebagai siaran atau penyiaran. Di awal tahun 2000-an industri broadcasting mulai berkembang di Indonesia secara signifikan walaupun wadah/peluang untuk orang-orang broadcasting sampai saat ini belum terlalu banyak. Tetapi jangan khawatir Junior Broadcaster Indonesia, Anda-lah tumpuan bangsa ini. Hari ini saja puluhan tv lokal beserta partner bisnisnya yakni PH (Production House) dan Agency mulai banyak berdiri artinya peluang Anda untuk berkarya terbuka lebar. Hari ini pula, menjadikan broadcasting satu bidang ilmu pengetahuan yang sebenarnya bukan hal yang baru tetapi menjadi sesuatu yang sangat baru. Indikasinya adalah ada berbagai kalangan yang tidak mengerti apa itu broadcasting bahkan ketika penulis menanyakan langsung kepada masyarakat umum mereka hanya bengong. Lucunya lagi ada yang berpendapat bahwa broadcasting itu orang-orang yang suka mengadakan casting untuk film, walaupun itu adalah bagian dari tugas seorang broadcaster (sebutan orang yang berkecimpung dibidang broadcasting). Toh, pada akhirnya industri broadcasting menjadi industri yang sangat menjanjikan, sebab broadcasting akan terus berkembang seiring perkembangan zaman.

Sebenarnya manusia sejak dulu telah mengenal apa yang disebut dengan radio dan televisi, tetapi sebagian dari mereka ada yang tidak paham bahwa televise dan radio adalah produk atau sarana utama untuk broadcasting meskipun belakangan seiring berkembangnya zaman internet, HP, TV Wall dan jaringan-jaringan multimedia juga termasuk sarana penyiaran (broadcasting). Artinya batasan broadcasting tidak hanya ada pada radio dan televisi.



BROADCASTING SECARA UMUM
Menurut disiplin ilmu komunikasi, broadcasting adalah cabang dari ilmu komunikasi yang berhubungan dengan penyiaran. Di dalam broadcasting sendiri sebenarnya yang paling dominan dikaji adalah bagaimana membuat konten sebuah siaran mulai dari praproduksi-produksi-pascaproduksi, jadi bukan hanya belajar secara teori saja namun di broadcasting mempelajari praktik bagaimana membuat sebuah tayangan/konten yang menarik dan enak dilihat atau didengar, atau menurut teori ilmu komunikasi, bagaimana pesan yang disampaikan sampai kepada khalayak ramai/umum. Karakteristik broadcasting antara lain: memberi informasi, mendidik dan menghibur.

Broadcasting secara harfiah adalah proses pengiriman sinyal/pesan ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 penjelasan tentang dunia broadcast terbagi menjadi 2 yakni siaran (broadcast: kamus bahasa inggris) dan penyiaran (broadcasting: kamus bahasa inggris) yang masing-masing memiliki definisi sendiri-sendiri.

Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. 

SEKILAS BROADCASTING TELEVISI
Gambar televisi pertama muncul pada tahun 1920 di Amerika serikat, sedangkan bentuk pesawat televisi pertama muncul di sebuah pameran New York World’s Fair di tahun 1939 dengan ukuran tv 8 x 10 inch. Sistem televisi elektris sendiri diciptakan oleh Vladimir Katajev Zworykin dan dikembangkan lagi pada tahun 1930 oleh Philo T. Fransworth. Jika dilihat dari sejarahnya dunia broadcast tv yang berkembang pesat tentu memang adalah Negara Amerika dan Negara-negara Eropa sampai hari ini.


Namun munculnya TV swasta di tahun 1990-an di Indonesia membuat kebijakan pemerintah mengenai televisi berubah secara mendasar, dimana monopoli siaran televisi tidak terulang kembali. Kini sejak era siaran tv swasta semarak perkembangan dunia broadcasting tv pun semakin maju terutama di pertelevisian Indonesia yang jika disimpulkan tv di Indonesia terbagi atas empat yakni: Televisi Negara/ Pemerintah, Televisi Swasta, Televisi Komunitas, Televisi Berlangganan. Keempatnya mempunyai potensi untuk berkembang dan menjadi sarana penyampaian informasi, hiburan dan pendidikan. Namun demikian setiap televisi mengadakan siaran dengan berbagai macam jenis program acara baik drama, nondrama dan news. Di tahun 2003 secara serentak tv swasta nasional bermunculan, hal ini tentu membutuhkan program acara yang semakin banyak pula. Nah, pola inilah yang membentuk dituntutnya tenaga-tenaga ahli (kreatif ) yang mampu membuat program acara televisi secara simultan dan kontinu, sebab televisi tanpa program acara tidak akan pernah ada siaran televisi.

Di samping itu televisi memilki karakteristik yang unik antara lain: pesan yang disampaikan untuk khalayak luas, heterogen dan tidak mengenal batas geografis ataupun kultural, bersifat umum, tidak ditujukan untuk pribadi, cepat, selintas, berjalan satu arah, terorganisasi, periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek kehidupan. Dibanding media lain seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya televisi memiliki sifat yang istimewa. Dimana televisi menggabungkan antara media suara (audio) dan gambar (visul), selain itu televisi bisa bersiafat: informatif (information), menghibur (entertainment), mendidik (education), politis (propaganda) atau bahkan gabungan keempatnya.

sumber: http://mind8pro.blogspot.co.id/2012/02/penegrtian-broadcasting-tv.html

Karakteristik broadcasting antara lain: memberi informasi, mendidik dan menghibur. Broadcasting secara harfiah adalah proses pengiriman sinyal/pesan ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya. Sedangkan menurut UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 penjelasan tentang dunia broadcast terbagi menjadi 2 yakni siaran (broadcast: kamus bahasa inggris) dan penyiaran (broadcasting: kamus bahasa inggris) yang masing-masing memiliki definisi sendiri-sendiri. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau
suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di
darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. SEKILAS BROADCASTING TELEVISI Gambar televisi pertama muncul pada tahun 1920 di Amerika serikat, sedangkan bentuk pesawat televisi pertama muncul di sebuah pameran New York World’s Fair di tahun 1939 dengan ukuran tv 8 x 10 inch. Sistem televisi elektris sendiri diciptakan oleh Vladimir Katajev Zworykin dan dikembangkan lagi pada tahun 1930 oleh Philo T. Fransworth. Jika dilihat dari sejarahnya dunia broadcast tv yang berkembang pesat tentu memang adalah Negara Amerika dan Negara- negara Eropa sampai hari ini. Namun munculnya TV swasta di tahun 1990-an di Indonesia membuat kebijakan pemerintah mengenai televisi berubah secara mendasar, dimana monopoli siaran televisi tidak terulang kembali. Kini sejak era siaran tv swasta semarak perkembangan dunia broadcasting tv pun semakin maju terutama di pertelevisian Indonesia yang jika disimpulkan tv di Indonesia terbagi atas empat yakni: Televisi Negara/ Pemerintah, Televisi Swasta, Televisi Komunitas, Televisi Berlangganan. Keempatnya mempunyai potensi untuk berkembang dan menjadi sarana penyampaian informasi, hiburan dan pendidikan. Namun demikian setiap televisi mengadakan siaran dengan berbagai macam jenis program acara baik drama, nondrama dan news. Di tahun 2003 secara serentak tv swasta nasional bermunculan, hal ini tentu membutuhkan program acara yang semakin banyak pula. Nah, pola inilah yang membentuk dituntutnya tenaga- tenaga ahli (kreatif ) yang mampu membuat program acara televisi secara simultan dan kontinu, sebab televisi tanpa program acara tidak akan pernah ada siaran televisi.
Di samping itu televisi memilki karakteristik yang unik antara lain: pesan yang disampaikan untuk khalayak luas, heterogen dan tidak mengenal batas geografis ataupun kultural, bersifat umum, tidak ditujukan untuk pribadi, cepat, selintas, berjalan satu arah, terorganisasi, periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek kehidupan. Dibanding media lain seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya televisi memiliki sifat yang istimewa. Dimana televisi menggabungkan antara media suara (audio) dan gambar (visul), selain itu televisi bisa bersiafat: informatif (information), menghibur (entertainment),
mendidik (education), politis (propaganda) atau bahkan gabungan keempatnya. [Dari Buku Penulisan Naskah Televisi Format acara Nondrama, News & Sport] BUKU Broadcast: Penulisan Naskah TV (untuk Format Acara TV Nondrama, News & Sport)
A.      KARAKTERISTIK TELEVISI BROADCASTING
1.       Bersifat Tidak Langsung
Televisi adalah satu jenis dan bentuk media massa yang paling danggih dilihat dari sisi teknologi yang digunakan, dan paling mahal dilihat dari segi investasi yang ditanamkan. Televisi sangat bergantung pada kekuatan peralatan elektronik yang sangat rumit. Inilah yang disebut media teknis. Sebagai contoh, tanpa listrik, siaran televisi tak mungkin bisa diudarakan dan diterima pemirsa di mana pun. Investasi yang harus ddikeluarkan untuk mendirikan erbuah stasiun televisi komersial, yang dikelola secara professional dengan lingkup nasional, mencapai ratusan miliar rupiah.
Sifat padat teknologi dan padat modal inilah yang menyebabkan televisi sangat kompromistik dengan kepentingan pemilik modal serta nilai-nilai komersial arus kapitalisme global. Salah satu eksesnya, bahasa televisi tidak jarang tampil vulgat. Sarat dengan dimrnsi kekerasan dan sadism, atau bahkan terjebak dalam eksploitasi seks secara vulgar. Kecaman demi kecaman pun terus mengalir dari public yang peduli masa depan bangsa.
2.       Bersifat Satu Arah
Siaran televisi bersifat satu arah. Kita sebagai pemirsa hanya bisa menerima berbagai program acara yang sudah dipersiapkan oleh pihgak pengelola televisi. Kita tidak bisa menyela, melakukan interupsi saat itu agar suatu acara disiarkan atau tidak disiarkan.
Menurut teori komunikasi massa, kita sebagai khalayak televisi bersifat aktif dan selektif. Jadi meskipun siaran televisi bersifat satu arah, tidak berarti kita pun menjadi pasif. Kita aktif mencari acara yang kiya inginkan. Kita selektif untuk tidak menonton semua acara yang ditayangkan. Tetapi kehadiran alat ini pun, tidak serta-merta mengurangi tingkat kecemasan masyarakat, terutama kalangan pendidik, budayawan, dan agamawan.
3.       Bersifat Terbuka
Televisi ditujukan kepada masyarakat secara terbuka ke berbagai tempat yang dapat dijangkau oleh daya pancar siarannya. Artinya, ketika siaran televisi mengudara, tidak ada lagi apa yang disebut pembatasan letak geografis, usia biologis, dan bahkan tingkatan akademis khalayak. Siapa pun dapat mengakses siaran televisi. Di sini khalayak televisi bersifat anonym dan heterogen.
Karena bersifat terbuka, upaya yang dapat dilakukan para pengelola televisi untuk mengurangi ekses yang timbul adalah mengatur jam tayang acara.
4.       Publik Terseber
Khalayak televisi tidak berada di suatu wilayah, tetapi terserbar di berbagai wilayah dalam lingkup local, regional, nasional, dan bahkan internasional. Kini, di Indonesia tumbuh subur stasiun televisi local yang siarannya hanya menjangkau suatu kota, atau paling luas beberapa kota dalam radius puluhan km saja dari pusat kota yang menjadi fokus wilayah siarannya itu. Di Bandung saja, terdapat tiga stasiun televisi lokal. Dalam perspektif komersial, publik tersebar sangat menguntunkan bagi para pemasang iklan. Untuk televisi komersial, iklan adalah darah dan urat nadi hidupnya.
5.       Bersifat Selintas
Pesan-pesan televisi hanya dapat dilihat dan didengar secara sepintas siarannya tidak dapat dilihat dan dedengar ulang oleh pemirsa kecuali dalam hal-hal khusus seperti pada adegan ulang sercara lambat, atau dengan alat khusus seperti perekam video cassette recorder (VCR). Sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas ini, sangat memengaruhi cara-cara penyampaian pesan. Selain harus menarik, bahasa pesan yang disampaikan televisi harus mudah dimengerti dan dicerna oleh khalayak pemirsa tanpa menimbulkan kebosanan

Sumber: http://arifinbastra.blogspot.co.id/2012/06/karakteristik-televisi.html



Teknologi dalam Dunia Broadcast 
Salah satu bidang komunikasi yang tidak mungkin terlepas dari teknologi dimana seluruh kegiatannya bergantung pada teknologi ialah bidang broadcast atau Industri Penyiaran Kreatif. Mengingat hasilnya yang berbentuk multimedia yang berupa kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, audio ( suara, musik ), animasi, video, teks, grafik, dan gambar, maka peran teknologi pun sangat dominan dan dibutuhkan variasi teknologi untuk menggarap sebuah project.Bidang broadcast pun mulai berkembang pada masa peradaban ketiga yang dikemukakan oleh Teori Alfin Tofler  yang berjudul The Third Wave. Pada masa peradaban ketiga ini mulai dikembangkannya revolusi pengetahuan dan teknologi, sehingga peradaban ini menjadi masa emas bagi seluruh dunia termasuk Indonesia yang saling bersaing untuk berperan aktif dalam perkembangan pertelevisian. Dunia broadcast di Indonesia pun mulai berkembang pada tahun 1990 diiringi dengan semakin bervariasinya informasi dan acara yang diproduksi dan disiarkan melalui media elektronik televisi. Di dunia broadcasting informatika sangat memberikan peran yang sangat besar. Dalam membuat sebuah program acara pasti menggunakan software dan hardware yang berkaitan dengan multimedia sebagai perangkat pokok dalam menghasilkan karya.
Karena dalam broadcasting berhubungan dengan teknologi informasi, maka untuk kedepan nanti dunia broadcasting lebih dimudahkan dengan penggunaan software multimedia yang lebih canggih dan familiar dalam penggunaannya.
Mengingat berkembangnya media baru, maka bidang broadcast itu sendiri kemudian mengalami pembagian, broadcast dalam pertelevisian dan broadcast online yang terjadi di internet. Pada dasarnya kedua jenis broadcast tersebut menggunakan teknologi yang sama, namun tetap terdapat beberapa perbedaan penggunaan teknologi seiring dengan perkembangan zaman.

                Pada dasarnya, kedua jenis broadcast ini membutuhkan beragam teknologi dari yang tersederhana hingga yang terumit. Hal utama yang pasti dibutuhkan ialah video recorder sebagai teknologi utama yang akan menangkap informasi yang menjadi konten broadcast tersebut. Teknologi pendukung lainnya yang akan menunjang kualitas ialah perekam suara hingga software apliaksi pengeditan. Kemudian proses pengolahan data data tersebut pada umumnya dilakukan dalam sebuah proses linear, dimana konten terus dioper dari satu bagian ke bagian lainnya dalam sebuah rantai proses. Konten yang dikerjakan secara paralel hanyalah bagian grafis dan design sound, sedangnya track audio dikerjakan secara terpisah dengan video yang kemudian digabungkan setelah dilakukan proses editing dan mixing. Namun terdapat pilihan lain dimana dapat dilakukan proses editing non linier yang dilakukan secara colaborative working. Colaborative working seperti ini biasanya menggunakan teknologi shared storage yang memungkinkan sebuah pekerjaan dilakukan secara bersama sama untuk menangani satu set clip yang sama, dimana hal seperti ini akan menciptakan efisiensi kerja. Semua kegiatan tersebut membutuhkan beragam teknologi yang berbeda beda. 

Pada broadcast online, terdapat yang disebut sebagai Digital Multimedia Broadcasting (DMB). Digital Multimedia Broadcasting merupakan teknologi transmisi radio digital yang pada awalnya dikembangkan di Korea Selatan. Teknologi ini merupkan proyek IT yang bertujuan untuk mengirimkan konten multimedia seperti TV, radio dan datacasting ke perangkat mobile seperti ponsel. Teknologi ini bisa disebut sebagai tv ponsel karena teknologi mendukung munculnya siaran tv di telepon seluler. Namun pada Digital Multimedia Broadcasting ini tak hanya mengirimkan konten TV ke perangkat ponsel saja, melainkan juga menampilkan konten pada beberapa website online yang biasa disebut sebagai LIVE casting broadcast. Sebagaimana konsumen menuntut lebih banyak daripada sekedar rangkaian konten menarik yang disuguhkan pihak penyiar dan operator penyiaran satelit maupun kabel, tetapi juga aksesibilitas konten kapanpun dan dimanapun, baik di ponsel atau layar yang lebih besar. Dengan adanya LIVE casting broadcast maupun munculnya siaran TV di telepon seluler dapat menjangkau lebih banyak khalayak yang tidak dapat menonton siaran di televisi. Hal seperti ini sudah banyak terdapat di beberapa  website stasiun televisi, baik yang menampilkan berita maupun acara hiburan. Software pada live casting menggunakan Flash dan Protokol HTTP. HTTP merupakan protokol standar web yang digunakan teknologi web untuk keperluan sharing dan streaming video contoh YouTube, Google Video, dan website sharing videolainnya. Digital Multimedia Broadcasting seperti ini dapat beroperasi melalui satelit (SDMB) dan melalui terestrial transmitter (TDMB). Dengan adanya DMB, khalayak juga dapat menikmati berbagai siaran broadcast dari seluruh belahan dunia, tak hanya yang disiarkan pada stasiun stasiun TV nasional. 

Kehadiran TV komersial di layar ponsel dengan teknologi DMB dapat memperkaya layanan berbasis jaringan seluler dari yang selama ini ada, juga akan berdampak pada pengembangan berbagai ketersediaan konten, misalnya acara TV, kuis, musik, dan sebagainya. Dengan dimungkinkannya siaran TV tertangkap di ponsel, maka akan tersedia berbagai ragam acara TV yang semakin mudah dinikmati kapan dan di mana saja, yang tentu tidak terbatas hanya menonton video atau film. Hal inilah yang diperkirakan akan semakin menarik bagi pemirsa TV dan sekaligus pengguna ponsel. Layanan DMB diterapkan di Indonesia memiliki satelit yang juga berfungsi sebagai satelit TV, misalnya Telkom-1 dan Cakrawarta (Indostar-1), termasuk juga sistem siaran televisi terestrial. Ketersediaan ponsel berkemampuan DMB menjadi pemicu penerapan layanan ini. 

Lalu dalam broadcast TV, teknologi televisi itu sendirilah yang memainkan peranan penting baik sebagai teknologi komunikasi yang mengkomunikasikan konten broadcast kepada seluruh khalayak, dan sebagai teknologi informasi yang menyediakan konten berupa informasi informasi. Seiring dengan perkembangan zaman, kita telah mengenal yang dinamakan dengan televisi digital. Pada televisi digital, resolusi gambar lebih tinggi. Sistem televisi satelit, sama seperti gambar dari DVD, menggunakan skema pengkodean digital yang menyediakan gambar lebih jernih. Pada sistem satelit saat ini, informasi digital dikonversikan ke analog agar dapat ditayangkan pada televisi analog. Gambar yang dihasilkan lebih baik ketimbang gambar yang ditampilkan pemutar kaset video VHS, tapi akan dua kali lebih baik lagi jika informasi itu tidak dikonversikan ke analog, tetap digital. Berbicara tentang televisi digital (DTV), ini merupakan sinyal televisi digital yang murni, yang pemancar dan penerimanya juga digital. Sinyal digital dapat dikirim melalui udara, lewat kabel, atau melalui satelit ke rumah pemirsa yang memiliki pesawat TV digital. Ada beberapa kelas televisi digital. HDTV merupakan TV digital yang paling tinggi resolusi digitalnya. HDTV juga memiliki suara surround Dolby Digital (AC-3) denga kualitas gambar dan suara yang baik.
Perbedaan jenis broadcast tersebut menjangkau khalayak yang berbeda beda. Perbedaan tersebut terletak pada perbedaan teknologi yang digunakan. Pada dasarnya, hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki teknologi televisi sehingga broadcast TV lebih dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari kelas menengah kebawah hingga menengah keatas. Namun tidak semua masyarakat dapat menggunakan maupun menjangkau media baru internet, sehingga broadcast online lebih ditujukan pada kalangan menengah ke atas yang sudah terbiasa oleh kecanggihan teknologi dan lebih mementingkan efisiensi mengingat kesibukan aktivitas kesehariannya.
  
Karakteristik Radio Broadcasting

Karakteristik Radio

Radio is Cheap, Biaya operasional Radio relative murah demikian pula bagi pendengarnya.
The Transient Nature of Radio, Informasi yang diberikannya sangat singkat dan cepat serta tidak mungkin diulang.
Radio as Background, maksudnya adalah bahwa pendengar khususnya dapat melakukan apa saja sambil mendengarkan radio. Radio disebut juga sebagai Warm Media karena pendengar tidak memerlukan konsentrasi penuh untuk mendengarkan radio.
Radio is Selective, Radio harus menyeleksi sendiri apa yang ingin ditampilkan.
Radio Lacks Space, Jumlah ruang yang dimiliki terbatas, hal ini berhubungan dengan waktu tayang.
The Personality of Radio, terbentuk dari suara-suara yang didengar dari radio tersebut.
Radio Has Music, dengan music kita bisa merasa tenang.
Radio Can Surprise, Setiap saat radio bisa memberikan kejutan bagi pendengarnya melalui acaranya, penyiarnya maupun lagu yang diperdengarkannya.
Radio for Individual, bisa memenuhi kebutuhan secara individual. (memberikan rasa relaks, penyelesaian masalah, memperluaas pengalaman, meningkatkan pemahaman diri, dsb.)
Radio for Society, menyediakan berbagai informasi tentang pekerjaan, barang, pelayanan bagi perusahaan, sebagai penghubung antara konsumen dan perusahaan, dsb.

ARTI DAN PERAN PENYIAR DI RADIO

Penyiar adalah orang yang bertugas membawakan atau memandu acara di radio, Misalnya acara berita (News), pemutaran lagu pilihan, acara Request, Talk Show, dan sebagainya.
Penyiar menjadi ujung tombak sebuah stasiun radio dalam berkomunikasi dengan pendengar. Penyiar juga yang menjadi wakil CITRA sebuah Stasiun Radio karena penyiarlah yang secara langsung berhubungan dengan pendengar sehingga paling dikenal oleh masyarakat. Jika diibaratkan penyiar adalah miniature radio atau bisa juga disebut sebagai Etalase Radio.
Keberhasilan sebuah program acara dengan parameter jumlah pendengar dan pemasukan iklan, utamanya ditentukan oleh kepiawaian penyiar dalam membawakan sekaligus “menghidupkan” acara tersebut. Untuk itu, otomatis sebagai penyiar, seseorang dituntut memiliki skill (kemampuan) seperti berikut :

KETERAMPILAN ANNOUNCING : keterampilan pengelolaan suara, pengelolaan dinamika komunikasi dan pengelolaan kemampuan dasar: pernafasan, suara diafragma, intonasi, aksentuasi, kecepatan, artikulasi, ritme
AIR PERSONALITY : be your self, penyiar tidak disarankan untuk mengikuti gaya dan tingkah penyiar lain dengan cara mengenali karakter suara dan juga karakter diri.
JIWA ENTERTAINER : memperbanyak wawasan terkait dengan kegiatan hiburan.
KREATIFITAS : perlu inovasi, mampu menangkap trend saat ini, melakukan penyegaran konsep hiburan.

Howard Gough mengatakan, ada 8 langkah yang harus dicermati oleh seorang Penyiar Radio, seperti :

 Melibatkan pendengar ke program
 Bicara bukan bersuara
 Memaksimalkan Ekspresi tubuh ke suara
 Bergairah, (kesan bersemangat)
 Empati, (mampu melihat suatu situasi dari sisi pendengar, mampu memahami kebutuhan dari pendengar
 Jadilah Etalase yang baik, INGAT PENYIAR ADALAH MINIATUR RADIO!
 Terbuka pada kritik
 Jadilah pendengar yang baik, “ pembicara yang baik tumbuh karena kemampuannya menjadi pendengar yang baik,”

KEDUDUKAN PENYIAR DALAM PROGRAM DARI SEBUAH STASIUN RADIO


1. Penyiar adalah ujung tombak : dia adalah orang pertama yang berhubungan dengan pendengar.
2. Wakil Citra Radio : sosok yang mudah dikenali oleh pendengar. Citra penyiar adalah citra stasiun radio tersebut. Bahwa ini muncul dari tutur kata, perilaku, cara berpikir, gaya bicara, dsb.
3. Pemasaran : kekuatan Air Personality penyiar bisa menjadi daya jual.
4. Komunikator : penyiar sebagai media penyampai informasi pada pendengar, bukan tukang bicara.
5. Humas bagi Radio : dapat membangun tingkat pendengar maupun relasinya terhadap kredibilitas radio.  


Sumber: http://okoysitumorang.blogspot.co.id/2010/05/peran-dan-karakteristik-radio.html

Karakteristik Pendengar Radio 
1. Heterogen. Massa pendengar terdiri dari orang-orang yang berbeda usia, ras, suku, agama, strata sosial, latar belakang sosial-politik-budaya, dan kepentingan.
2. Pribadi. Pendengar adalah individu-individu, bukan tim atau organisasi. Karenanya, komunikasi yang berlangsung bersifat interpersonal (antarpribadi), yakni penyiar dengan pendengar, dengan gaya “ngobrol”. Penyiar harus membayangkan seolah-olah sedang berbicara kepada SATU orang saat siaran.
3. Aktif. Pendengar Radio Siaran tidak pasif, tetapi berfikir, dapat melakukan interpretasi, dan menilai apa yang didengarnya.
4. Selektif. Pendengar dapat memilih gelombang, frekuensi, atau stasiun radio mana saja sesuai selera. Penyiar tidak bisa “memaksa” pendengar stay tune di gelombang yang sama tiap saat.
Sumber: https://romeltea.wordpress.com/2010/07/24/karakteristik-pendengar-radio/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar