Senin, 21 September 2015

Pola Siaran

POLA ACARA SIARAN
PROGRAM SIARAN
Program siaran televisi di dunia penyiaran terdiri dari berbagai macam acara yang dapat dibagi atas empat kelompok acara, yaitu :
1. Program berita dan informasi
2. Program pendidikan
3. Program hiburan
4. Program iklan
Dari empat kelompok ini dibuat menjadi berbagai jenis acara Siaran Televisi agar men jadi satu rangkaian acara Siaran Televisi yang menarik dan tidak membosankan. Untuk itulah program disusun sedemikian rupa agar setiap acara tidak melelahkan dan menjemukan sewaktu ditonton. Media Televisi merupakan media massa audio visual yang dalam siarannya harus mengutamakan cara penyajian dengan tempo, gerak seni dan tehnik penyajian yang menarik. Walaupun sebagai media massa, media televise harus menjalankan fungsinya yaitu pendidikan, hiburan, berita dan informasi. Siaran iklan selalu disisipkan pada acara yang menarik banyak audien dan termasuk ditengah siaran berita. Media Penyiaran Televisi merupakan sarana siaran iklan yang sangat efektif pada saat ini karena dengan tekhnologi peralatan yang baru serta didukung kreasi tehnik yang maju, audien dapat dipengaruhi atau dirangsang untuk menonton Siaran Televisi. Oleh sebab itu dalam penyusunan acara siaran, agar kesinambungan acara serta penggantian acara demi acara dapat ditampilkan dalam cukup menarik. Maka acara hiburan, pendidikan, informasi dan berita harus disususn dengan baik. Susunan Acara Televisi setiap harinya disusun dalam jangka waktu tertentu yakni satu bulan hingga tiga bulan,  hal tersebut tergantung dari kebijakan masing-masing Stasiun Televisi tersebut.
POLA SIARAN 
Pola siaran adalah panduan strategis yang berisi perencanaan siaran, hari siaran, running time, jadwal siaran dan frekuensi siaran setiap mata acara.
Pola Siaran disusun berdasarkan :
  1. Pola menonton masyarakat setempat didasarkan pada faktor demografi yakni kebiasaan masyarakat dalam menonton siaran televisi ditinjau dari segi usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, ethnic, status sosial, status pekerjaan
  1. Keinginan atau selera dan kebutuhan penonton, yakni acara-acara yang disenangi atau diinginkan dan dibutuhkan penonton
  1. Berkesinambungan; sebagian besar acara televisi direncanakan untuk jangka     waktu tertentu, sedikit sekali yang bersifat insedentil atau sekonyong-konyong muncul acaranya.
  2. Pengaturan penayangan
    Pengaturan penayangan program televisi di sebuah stasiun televisi biasanya diatur oleh bagian pemrograman siaran atau bagian perencanaan siaran. Pada umumnya, pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu program televisi berdasarkan perkiraan kecenderungan menonton peminat program tersebut. Misalnya, pengaturan jadwal tayang siaran berita di pagi hari disesuaikan dengan kecenderungan peminat penonton siaran berita.
     
Oleh karenanya setiap mata acara yang ingin dimasukkan kedalam pola acara siaran , harus diyakinkan ada kesinambungannya. Untuk itu dalam menyusun suatu mata acara yang akan dimasukkan kedalam pola siaran harus diberi penjelasan tentang sebagai berikut :
a) Maksud dan tujuan acara
b) Kriteria dan format acara
c) Pengisi acara dan sumber pengisi acara
d) Running time(masa putar) acara
e) Biaya produksi
Catatan, apabila suatu mata acara tidak dapat dijamin kesinambunganya maka akan mengganggu kelancaran penjadwalan dan kualitas siaran, yang pada saatnya nanti akan merusak citra perusahaan. Memperbaiki citra lebih sulit dari pada membangun citra itu sendiri. Perlu disadari bahwa mata acara yang berkesinambungan terlalu lama/ sangat panjang dapat menimbulkan kejenuhan.
Apabila hal ini terjadi maka format acara perlu segera dirubah atau diganti. Mungkin pula perubahan format tidak gampang dilakukan karena adanya ikatan kontrak dengan Biro iklan sponsorship. Namun apabila pihak Stasiun Televisi mau membicarakannya dan sekaligus memberikan alternatif perubahan atau pengganti acara itu, maka biro iklan/Sponsorship biasanya dapat menerima. Karena pada umumnya audien atau penonton juga merasa senang dan menyambut baik suatu acara yang baru yang tampil lebih baik serta lebih segar dari acara yang digantikannya.
  1. Disusun secara rasional
      Merencanakan pola siaran dalam penyusunan pola
siaran dalam penyusunan pola siaran selalu mempertimbangkan sejumlah
aspek-aspek yang terkait lainnya seperti :
a) Jumlah &kecakapan audien yang tersedia
b) Jumlah & spesifikasi peralatan yang dimiliki
c) Sumber naskah & pengisi acara yang ada
d) Anggaran biaya produksi
e) Situasi&kondisi saat acara ditayangkan yakni
    (selera masyarakat dan pemerintah)
f) Kebijaksanaan stasiun televisi itu sendiri
Dari penjelasan tadi diketahui bahwa perencanaan pola siaran yang tidak rasiaonal hanya akan menimbulkan banyak permasalahan dan pelaksanaannya. Sebaliknya perencanaan yang baik, tidak saja akan memberi kemudahan dalam penyelenggaraannya, tetapi juga akan memberikan citra kepada masyarakat, digemari penonton/ audien termasuk diminati pemasang iklan.
      5.   Fleksibel atau lentur
Perencanaan siaran harus bersifat lentur atau fleksibel agar terdapat banyak   kemungkinan melakukan perubahan dalam mengeluarkan acara-acara yang tidak lagi menarik dan atau memasukkan acara-acara baru guna menciptakan siaran yang digemari serta dibutuhkan penonton. Dengan demikian sejak awal penyusunan pola siaran harus diperkirakan situasi pasar politik dimasa mendatang pada saat pola siaran dilaksanakan.
Sehingga meskipun nantinya ada perubahan namun perubahan tersebut dapat disesuaikan, diselaraskan dan diseimbangkan dengan mata acara lainnya, sehingga keseluruhan rangkaian  acara siaran tetap atau bahkan dapat lebih baik

Format Acara Siaran TV Broadcasting

Format acara adalah presentasi suatu program siaran; misalnya: format talkshow, format reportase, variety show, musik, sinetron drama, acara komedi, klips video, dan seterusnya. Penata program harus jeli memperhatikan apa yang disenangi penonton, selain kapan penonton biasa duduk di depan pesawat televisi. Pola acara adalah susunan mata acara yang memuat penggolongan, jenis, hari, waktu, dan lamanya serta frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu sebagai panduan dalam penyelenggaraan siaran.
Acara siaran adalah program siaran, jadwal, rencana siaran dari hari ke hari dan dari jam ke jam. Format acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Askurifai Baksin menegaskan, Kemajuan dan keragaman program acara televisi memang menjadi hal urgen di negara kita. Program acara yang sudah ada harus dikembangkan secara baik agar televisi yang kini hampir dimiliki oleh seluruh masyaraat Indonesia tidak hanya menjadi sarana hiburan, tapi juga sarana pendidikan dan penegakan moral. Program acara televisi hendaknya tidak kebablasan, tidak menimbulkan kesan menjijikan dan nyindir. Program acara di stasiun tv seharusnya menjadi tontonan cerdas  baik secara materi maupun tampilan.
          Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan program siaran televisi :
1.    Pola siaran
2.    Arahan pola siaran
3.    Perubahan pola acara
4.    Bahan program
5.    Sistem penempatan program siaran
Format acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut
Perbedaan antara program acara News dan Art. JB. Wahyudi dalam Askurfiai Baksin membagi menjadi dua bagian perbedaan mendasar antara Karya Artistik dan Jurnalistik
.
Karya Artistik:
1.    Sumber : ide /gagasan
2.    Mengutamakan keindahan
3.    Isi pesan bisa fiksi maupun nonfiksi.
4.     Penyajian tidak terikat waktu
5.    Sasaran : kepuasan pemirsa
6.    Memenuhi rasa kagum
7.    Improvisasi tidak terbatas
8.    Isi pesan terikat pada kode moral
9.    Mengutamakan bahasa bebas (dramatis)
10.     Refleksi daya khayal kuat
Karya Jurnalistik
1.    sumber : permasalahan hangat
2.    Mengutamakan kecepatan/aktualitas
3.    Isi pesan harus actual
4.    Penyajiann terikat waktu
5.    Sasaran : kepercayaan & kepuasan pemirsa
6.    Memenuhi rasa ingin tahu
7.    Improvisasi terbatas
8.    Isi pesan terikat pada kode etik
9.    Menggunakan bahasa jurnalistik (ekonomi kata dan bahasa)
10.     Refleksi penyajian kuat
 
mengatakan bahwa format acara televisi dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut : Program seni Budaya Program seni budaya termasuk produksi karya artistik dalam produksi program televisi. Ada berbagai macam materi produksi seni budaya. Secara garis besar materi produksi seni budaya dibagi menjadi dua, yaitu seni pertunjukan dan seni pameran. Yang termasuk dalam seni pertunjukan, antara lain seni musik, tari, dan pertunjukan boneka dengan segala macam jenisnya. Seni musik misalnya, dapat berupa konser musik, gamelan, jazz, konser musik klasik atau pergelaran musik daerah. Program Talk Show Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program, meliputi banyak format, antara lain, kuis, interview (wawancara) baik di dalam studio maupun di luar studio dan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut Program Wicara The Talk Program.
Program Berita Dalam pengertian sederhana program news berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif. Liputan gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat shock. Namun, objektivitas semacam ini masih tergantung subjektivitas peliput.
Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Secara garis besar, program TV dibagi menjadi program berita dan program non-berita.
Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan bentuk jadi (format) teknis atau berdasarkan isi. Bentuk jadi teknis merupakan bentuk jadi umum yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi seperti gelar wicara (talk show), dokumenter, film, kuis, musi, dll. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama. Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar digolongkan ke dalam warta penting (hard news) atau berita-berita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi dan warta ringan (soft news) yang mengangkat berita bersifat ringan.

Pengaturan penayangan program televisi di sebuah stasiun televisi biasanya diatur oleh bagian pemrograman siaran atau bagian perencanaan siaran. Pada umumnya, pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu program televisi berdasarkan perkiraan kecenderungan menonton peminat program tersebut. Misalnya, pengaturan jadwal tayang siaran berita di pagi hari disesuaikan dengan kecenderungan peminat penonton siaran berita.
Keberhasilan sebuah program TV saat ini diukur oleh tingkat konsumsi program tersebut oleh pemirsa atau biasa disebut pemeringkatan. Pengukuran peringkat dilakukan oleh lembaga riset yang menempatkan alat bernama "people meter" pada beberapa responden.[2]
DRAMA (Fiksi)
Format acara televisi yang diproduksi dengan kreatifitas imajinasi dari kisah  drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasikan ulang. Format tersebut merupakan interpretasi kisah kehidupan yg diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan.
Adegan-adegan tersebut adalah penggabungan antara realitas kehidupan dengan imajinasi para pembuatnya.
1.      drama percintaan
2.      tragedy
3.      horror
4.      komedi
5.      legenda
6.       aksi
NON DRAMA (Non Fiksi)
Format acara televisi yang diproduksi melalui proses pengolahan imajinasi dari realitas kehidupan nyata tanpa harus diinterprestasi ulang dan tanpa menjadi dunia khayalan.
Format tersebut bukan sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya.
Dengan pengartian bahwa non drama adalah merupakan runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik.
1.      Talkshow
2.      Konser
3.      variety show
BERITA (News)
Format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian atau peristiwa yang berlangsung pada kehidupan nyata. Format ini memerlukan nilai2mfaktual dan aktual yg disajikan dengan ketepatan serta kecepatan waktu dimana sifat liputan independen sangat dibutuhkan.


Sumber: dikiumbara.wordpress.com

 

Teknologi Siaran TV

A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi
Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
Daya pancar
Gain dan sistem antena pemancar
Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
Frequency saluran yang digunakan
Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima
Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siaran televisi :
Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db)
Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB
Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB
Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB
Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB
Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB

B. Daya Pancar
Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.

Identifikasi Standar TV Dunia Dan HDTV
HDTV adalah merupakan media komunikasi baru dan teknologinya

masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal dekade ini. Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI  -nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa  sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor yang harus diperhitungkan. 

Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini akan menjadi standar televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang  sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasar dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun 2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telah dan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehingga bisa menguasai pasar dunia (posisi strategis). Karena itu maka sekarang telah bermunculan berbagai standar, yang satu sama lainnya saling berbeda. Yang menjadi persoalan  sekarang adalah bagaimana sebaiknya bagi negara berkembang ? 
Proses Kerja Elektronis Pesawat TV



Prinsip Kerja Televisi 
Bagaimanakah Televisi Bekerja?
Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera

Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi

sumber: http://teknikpenyiarantelevisi.blogspot.co.id/ 

Teknologi Penyiaran TV Analog ke Digital 

Industri penyiaran semakin berkembang dari waktu ke waktu, termasuk dalam perkembangan teknologi televisi. Di Indonesia pada masa kini, sudah banyak rumah-rumah yang menggunakan televisi digital atau yang lebih dikenal dengan sebutan tv kabel atau tv berlangganan, terutama di kota-kota besar. Perangkat ini menggantikan televisi analog yang secara umum menayangkan siaran dari berbagai stasiun televisi lokal dan nasional saja. Tidak hanya televisi analog dan digital saja, kini sudah diciptakan teknologi yang lebih baru lagi, yaitu televisi online yang dapat diakses di personal computer, laptop, tablet, dan bahkan smartphone. Akan tetapi, teknologi penyiaran yang akan dibahas di dalam tulisan ini adalah televisi analog dan televisi digital saja.
            Televisi analog mengkodekan informasi yang diterima dengan cara memvariasikan frekuensi dari sinyal. Penyiaran televisi analog menggunakan frekuensi radio VHF / UHF. Sama seperti halnya penyiaran televisi analog, penyiaran televisi digital juga menggunakan frekuensi radio VHF / UHF, namun format kontennya berupa digital. Dalam penyiaran televisi analog, semakin jauh antenna televisi analog dari stasiun pemacar televisi, maka akan semakin lemah sinyal yang diterima sehingga gambar yang diterima pun akan semakin buruk atau berbayang. Keadaan itu berbeda dengan televisi digital yang dapat menyampaikan gambar dan suara dengan jernih sampai pada titik di mana sinyal tidak dapat diterima lagi. Sehingga dapat dikatakan bahwa penyiaran televisi digital hanya mengenal dua macam status, yaitu terima (1) atau tidak (0). Artinya, jika perangkat penerima siaran digital dapat menangkap sianyal, maka informasi gambar dan suara akan diterima dengan kualitas yang baik. Namun jika sinyal tidak dapat ditangkap oleh perangkat penerima siaran digital, maka gambar dan suara tidak akan muncul. Bagi para pengguna televisi konvensional (televisi yang menerima siaran televisi analog), diperlukan alat yang dinamakan set-top-box (STB). STB ini merupakan perangkat eksternal yang akan menangkap siaran televisi digital dengan cara menerima siaran televisi digital tersebut, kemudian mengkonversi dan mengkompresi sinyal digital tersebut sehingga dapat diterima oleh pesawat televisi konvensional. STB harus memiliki standard yang sama dengan sistem pemancar (transmitter), yaitu DVB-T2. Standard ini diadopsi oleh Indonesia sejak tahun 2012, menggantikan standard sebelumnya yaitu DVB-T yang digunakan sejak tahun 2007. DVB-T ini sebelumnya merupakan standard penyiatan televisi digital terrestrial yang tidak berbayar atau free to air. Dengan adanya perangkat STB ini, maka para pemilik televisi konvensional tidak perlu membeli perangkat televisi baru. STB ini kini disediakan oleh para perusahaan yang memfasilitasi layanan siaran televisi digital, seperti telkomvision, indovision, dan masih banyak lagi.

            Pada siaran televisi digital, kualitas gambar dan suara yang diterima dan ditonton pemirsa jauh lebih bagus dibandingkan dengan siaran televise analog. Pada siaran televisi digital, segala bentuk noise seperti bintik-bintik semut, dan gambar berbayang tidak lagi nampak pada layar monitor televisi. Selain itu, fasilitas yang terdapat pada televisi digital selain siaran berbagai program acara dari bermacam stasiun televisi adalah fasilitas EPG (Electronic Program Guide). EPG merupakan fasilitas untuk penonton agar dapat mengetahui berbagai acara yang telah dan akan ditayangkan di jam-jam berikutnya. Selain itu, dalam siaran televisi digital, terdapat layanan interaktif di mana penonton dapat membarikan rating terhadap suatu program siaran secara langsung.  

            Selain kualitas gambar dan suara yang lebih bagus daripada televisi analog dan fasilitas program yang lebih interaktif, televisi digital memiliki beberapa keunggulan lain dibandingkan dengan televisi analog. Beberapa keunggulan itu diantaranya adalah: televisi digital menghemat kanal frekuensi, merupakan perangkat yang dilengkapi dengan EWS, dan dilihat dari segi industri, penyiaran televisi digital ini juga lebih menguntungkan. EWS sendiri merupakan singkatan dari Early Warning System, yaitu peringatan dini kepada masyarakat apabila terjadi keadaan darurat, seperti tsunami atau gempa bumi. Sistem EWS ini terdapat pada STB televisi digital. Dari segi industri, penyiaran televisi digital lebih menguntungkan karena penjualan STB sangat menjanjikan di pasaran. Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Dr. Ir. Thomas Sri Widodo, D.E.A, jika dihitung, harga STB satuannya sekitar Rp 500,000, peluang bisnis 10 persen per tahun, dan kepemilikan televisi di Indonesia mencapai 40 juta unit. Hasilnya, peluang bisnis STB televisi digital ini mencapai nilai 2 triliun rupiah. Angka ini merupakan angka yang besar bagi industri menengah. Selain itu, para pemilik stasiun televise tidak perlu mengganti perangkat penyiaran mereka, karena perangkat yang dibutuhkan dalam penyiaran televisi digital akan disediakan oleh perusahaan multipleksing.

            Melihat banyaknya keuntungan yang diperoleh dari penyiaran televisi digital dibandingkan dengan penyiaran televisi analog, negara-negara maju di Eropa dan negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, Kanada, dan Australia telah mematikan siaran analog (analog switch off) di negara mereka. Mereka beralih ke penyiaran televisi digital. Selanjutnya setiap negara harus menetapkan tahun migrasi dari penyiaran televisi analog menuju penyiaran televisi digital. Di Indonesia, perkembangan penyiaran televisi digital ini mencapai tahap perancangan dan migrasi dari televisi analog. Dalam tahap ini, sampai tahun 2015, STB sangat dibutuhkan oleh para pengguna televisi. tahun 2012, selambat-lambatnya implementasi penyiaran digital telah dimulai dan di tahap berikutnya, di kota-kota besar secara bertahap akan dilakukan analog switch off. Pada tahun 2012 tersebut, infrastruktur televisi digital telah mulai dibangun dan dioperasikan oleh penyelenggara multipleksing swasta di daerah Jawa, dan Kepulauan Riau. Konten siaran televisi digital juga sudah dapat diterima di daerah ini. Daerah lain yang akan menyusul secara bertahap adalah Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Dalam rencana implementasi penyiaran televisi digital di Indonesia, pemerintah merencakan pada tahun 2018 akan dialkukan analog switch off secara nasional. Oleh karena itu, sejak sekarang, masyarakat dan para pelaku industri dipersiapkan untuk melakukan migrasi dari penyiaran televisi analog ke televisi digital.

            Akan tetapi dalam proses pembangunan jaringan infrastruktus televisi digital, memang dibutuhkan biaya yang besar. Penyedia layanan multipleksing televisi digital harus membangun infrastruktur di berbagai wilayah dalam zona layanannya. Pembangunan ini harus sesuai dengan komitmen penyedia layanan multipleksing tersebut pada saat seleksi penyelenggaraan multipleksing. Nantinya, penyedia layanan multipleksing ini dapat menyewakan sebagian kapasitas yang ia miliki kepada perusahaan penyiaran yang menyediakan program siaran televisi digital. Jadi, infrastruktur baru seperti antenna, tower, pemancar, dan lain-lain tidak perlu dibangun atau dibangun lagi oleh stasiun televisi penyedia program siaran, karena mereka cukup menyewa slot siaran sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh penyedia multipleksing sehingga program siaran mereka dapat disiarkan kepada masyarakat di wilayah tertentu. 

            Dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan televisi analog, televisi digital memiliki beberapa keunggulan bagi masyarakat atau pemirsa dan juga para pelaku industri. Meskipun, dalam pembangunan infrastrukturnya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mengikuti jejak negara-negara lain, Indonesia rencananya akan melakukan analog switch off  pada tahun 2018. Berjalan mulus atau tidaknya migrasi dari televisi analog menuju televisi digital sehingga tercapainya analog switch off tergantung pada dukungan dari pemerintah, penyedia multipleksing, pemilik stasiun televisi, dan juga masyarakat sebagai penonton acara televisi. 

Manfaat Teknologi Siaran TV

Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan konsep-konsep yang terkait erat umum seperti arti, pengetahuan, negentropy, komunikasi, kebenaran, representasi, dan stimulasi mental.
Dalam beberapa kasus pengetahuan peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui komunikasi, intelijen, atau diperoleh dari berita juga disebut informasi. Informasi dalam bentuk koleksi data dan fakta sering disebut data statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi dan aliran.
Teknologi Informasi adalah istilah umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu orang untuk membuat, memodifikasi, menyimpan, berkomunikasi, dan / atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh Teknologi Informasi bukan hanya sebuah komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan perangkat genggam modern (misalnya ponsel).
Memahami teori komunikasi dan informasi menurut Robert l. Mathis dan John H. Jackson (2004) globalisasi adalah penyumbang utama terhadap pengembangan dan evolusi teknologi telekomunikasi dan informasi membantu pengiriman yang cepat. Teknologi komunikasi seperti televisi satelit dan telah menghadirkan layanan telepon nirkabel ke desa-desa. Pertumbuhan penggunaan internet di seluruh dunia telah membuat orang-orang dan perusahaan-perusahaan individu dapat dengan mudah berkomunikasi dan mengakses data dalam jumlah sangat besar 
 

Karakterisik TV Broadcast


BROADCASTING ITU APA?
Broadcasting secara umum dapat diartikan sebagai siaran atau penyiaran. Di awal tahun 2000-an industri broadcasting mulai berkembang di Indonesia secara signifikan walaupun wadah/peluang untuk orang-orang broadcasting sampai saat ini belum terlalu banyak. Tetapi jangan khawatir Junior Broadcaster Indonesia, Anda-lah tumpuan bangsa ini. Hari ini saja puluhan tv lokal beserta partner bisnisnya yakni PH (Production House) dan Agency mulai banyak berdiri artinya peluang Anda untuk berkarya terbuka lebar. Hari ini pula, menjadikan broadcasting satu bidang ilmu pengetahuan yang sebenarnya bukan hal yang baru tetapi menjadi sesuatu yang sangat baru. Indikasinya adalah ada berbagai kalangan yang tidak mengerti apa itu broadcasting bahkan ketika penulis menanyakan langsung kepada masyarakat umum mereka hanya bengong. Lucunya lagi ada yang berpendapat bahwa broadcasting itu orang-orang yang suka mengadakan casting untuk film, walaupun itu adalah bagian dari tugas seorang broadcaster (sebutan orang yang berkecimpung dibidang broadcasting). Toh, pada akhirnya industri broadcasting menjadi industri yang sangat menjanjikan, sebab broadcasting akan terus berkembang seiring perkembangan zaman.

Sebenarnya manusia sejak dulu telah mengenal apa yang disebut dengan radio dan televisi, tetapi sebagian dari mereka ada yang tidak paham bahwa televise dan radio adalah produk atau sarana utama untuk broadcasting meskipun belakangan seiring berkembangnya zaman internet, HP, TV Wall dan jaringan-jaringan multimedia juga termasuk sarana penyiaran (broadcasting). Artinya batasan broadcasting tidak hanya ada pada radio dan televisi.



BROADCASTING SECARA UMUM
Menurut disiplin ilmu komunikasi, broadcasting adalah cabang dari ilmu komunikasi yang berhubungan dengan penyiaran. Di dalam broadcasting sendiri sebenarnya yang paling dominan dikaji adalah bagaimana membuat konten sebuah siaran mulai dari praproduksi-produksi-pascaproduksi, jadi bukan hanya belajar secara teori saja namun di broadcasting mempelajari praktik bagaimana membuat sebuah tayangan/konten yang menarik dan enak dilihat atau didengar, atau menurut teori ilmu komunikasi, bagaimana pesan yang disampaikan sampai kepada khalayak ramai/umum. Karakteristik broadcasting antara lain: memberi informasi, mendidik dan menghibur.

Broadcasting secara harfiah adalah proses pengiriman sinyal/pesan ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 penjelasan tentang dunia broadcast terbagi menjadi 2 yakni siaran (broadcast: kamus bahasa inggris) dan penyiaran (broadcasting: kamus bahasa inggris) yang masing-masing memiliki definisi sendiri-sendiri.

Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. 

SEKILAS BROADCASTING TELEVISI
Gambar televisi pertama muncul pada tahun 1920 di Amerika serikat, sedangkan bentuk pesawat televisi pertama muncul di sebuah pameran New York World’s Fair di tahun 1939 dengan ukuran tv 8 x 10 inch. Sistem televisi elektris sendiri diciptakan oleh Vladimir Katajev Zworykin dan dikembangkan lagi pada tahun 1930 oleh Philo T. Fransworth. Jika dilihat dari sejarahnya dunia broadcast tv yang berkembang pesat tentu memang adalah Negara Amerika dan Negara-negara Eropa sampai hari ini.


Namun munculnya TV swasta di tahun 1990-an di Indonesia membuat kebijakan pemerintah mengenai televisi berubah secara mendasar, dimana monopoli siaran televisi tidak terulang kembali. Kini sejak era siaran tv swasta semarak perkembangan dunia broadcasting tv pun semakin maju terutama di pertelevisian Indonesia yang jika disimpulkan tv di Indonesia terbagi atas empat yakni: Televisi Negara/ Pemerintah, Televisi Swasta, Televisi Komunitas, Televisi Berlangganan. Keempatnya mempunyai potensi untuk berkembang dan menjadi sarana penyampaian informasi, hiburan dan pendidikan. Namun demikian setiap televisi mengadakan siaran dengan berbagai macam jenis program acara baik drama, nondrama dan news. Di tahun 2003 secara serentak tv swasta nasional bermunculan, hal ini tentu membutuhkan program acara yang semakin banyak pula. Nah, pola inilah yang membentuk dituntutnya tenaga-tenaga ahli (kreatif ) yang mampu membuat program acara televisi secara simultan dan kontinu, sebab televisi tanpa program acara tidak akan pernah ada siaran televisi.

Di samping itu televisi memilki karakteristik yang unik antara lain: pesan yang disampaikan untuk khalayak luas, heterogen dan tidak mengenal batas geografis ataupun kultural, bersifat umum, tidak ditujukan untuk pribadi, cepat, selintas, berjalan satu arah, terorganisasi, periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek kehidupan. Dibanding media lain seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya televisi memiliki sifat yang istimewa. Dimana televisi menggabungkan antara media suara (audio) dan gambar (visul), selain itu televisi bisa bersiafat: informatif (information), menghibur (entertainment), mendidik (education), politis (propaganda) atau bahkan gabungan keempatnya.

sumber: http://mind8pro.blogspot.co.id/2012/02/penegrtian-broadcasting-tv.html

Karakteristik broadcasting antara lain: memberi informasi, mendidik dan menghibur. Broadcasting secara harfiah adalah proses pengiriman sinyal/pesan ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya. Sedangkan menurut UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 penjelasan tentang dunia broadcast terbagi menjadi 2 yakni siaran (broadcast: kamus bahasa inggris) dan penyiaran (broadcasting: kamus bahasa inggris) yang masing-masing memiliki definisi sendiri-sendiri. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau
suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di
darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. SEKILAS BROADCASTING TELEVISI Gambar televisi pertama muncul pada tahun 1920 di Amerika serikat, sedangkan bentuk pesawat televisi pertama muncul di sebuah pameran New York World’s Fair di tahun 1939 dengan ukuran tv 8 x 10 inch. Sistem televisi elektris sendiri diciptakan oleh Vladimir Katajev Zworykin dan dikembangkan lagi pada tahun 1930 oleh Philo T. Fransworth. Jika dilihat dari sejarahnya dunia broadcast tv yang berkembang pesat tentu memang adalah Negara Amerika dan Negara- negara Eropa sampai hari ini. Namun munculnya TV swasta di tahun 1990-an di Indonesia membuat kebijakan pemerintah mengenai televisi berubah secara mendasar, dimana monopoli siaran televisi tidak terulang kembali. Kini sejak era siaran tv swasta semarak perkembangan dunia broadcasting tv pun semakin maju terutama di pertelevisian Indonesia yang jika disimpulkan tv di Indonesia terbagi atas empat yakni: Televisi Negara/ Pemerintah, Televisi Swasta, Televisi Komunitas, Televisi Berlangganan. Keempatnya mempunyai potensi untuk berkembang dan menjadi sarana penyampaian informasi, hiburan dan pendidikan. Namun demikian setiap televisi mengadakan siaran dengan berbagai macam jenis program acara baik drama, nondrama dan news. Di tahun 2003 secara serentak tv swasta nasional bermunculan, hal ini tentu membutuhkan program acara yang semakin banyak pula. Nah, pola inilah yang membentuk dituntutnya tenaga- tenaga ahli (kreatif ) yang mampu membuat program acara televisi secara simultan dan kontinu, sebab televisi tanpa program acara tidak akan pernah ada siaran televisi.
Di samping itu televisi memilki karakteristik yang unik antara lain: pesan yang disampaikan untuk khalayak luas, heterogen dan tidak mengenal batas geografis ataupun kultural, bersifat umum, tidak ditujukan untuk pribadi, cepat, selintas, berjalan satu arah, terorganisasi, periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek kehidupan. Dibanding media lain seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya televisi memiliki sifat yang istimewa. Dimana televisi menggabungkan antara media suara (audio) dan gambar (visul), selain itu televisi bisa bersiafat: informatif (information), menghibur (entertainment),
mendidik (education), politis (propaganda) atau bahkan gabungan keempatnya. [Dari Buku Penulisan Naskah Televisi Format acara Nondrama, News & Sport] BUKU Broadcast: Penulisan Naskah TV (untuk Format Acara TV Nondrama, News & Sport)
A.      KARAKTERISTIK TELEVISI BROADCASTING
1.       Bersifat Tidak Langsung
Televisi adalah satu jenis dan bentuk media massa yang paling danggih dilihat dari sisi teknologi yang digunakan, dan paling mahal dilihat dari segi investasi yang ditanamkan. Televisi sangat bergantung pada kekuatan peralatan elektronik yang sangat rumit. Inilah yang disebut media teknis. Sebagai contoh, tanpa listrik, siaran televisi tak mungkin bisa diudarakan dan diterima pemirsa di mana pun. Investasi yang harus ddikeluarkan untuk mendirikan erbuah stasiun televisi komersial, yang dikelola secara professional dengan lingkup nasional, mencapai ratusan miliar rupiah.
Sifat padat teknologi dan padat modal inilah yang menyebabkan televisi sangat kompromistik dengan kepentingan pemilik modal serta nilai-nilai komersial arus kapitalisme global. Salah satu eksesnya, bahasa televisi tidak jarang tampil vulgat. Sarat dengan dimrnsi kekerasan dan sadism, atau bahkan terjebak dalam eksploitasi seks secara vulgar. Kecaman demi kecaman pun terus mengalir dari public yang peduli masa depan bangsa.
2.       Bersifat Satu Arah
Siaran televisi bersifat satu arah. Kita sebagai pemirsa hanya bisa menerima berbagai program acara yang sudah dipersiapkan oleh pihgak pengelola televisi. Kita tidak bisa menyela, melakukan interupsi saat itu agar suatu acara disiarkan atau tidak disiarkan.
Menurut teori komunikasi massa, kita sebagai khalayak televisi bersifat aktif dan selektif. Jadi meskipun siaran televisi bersifat satu arah, tidak berarti kita pun menjadi pasif. Kita aktif mencari acara yang kiya inginkan. Kita selektif untuk tidak menonton semua acara yang ditayangkan. Tetapi kehadiran alat ini pun, tidak serta-merta mengurangi tingkat kecemasan masyarakat, terutama kalangan pendidik, budayawan, dan agamawan.
3.       Bersifat Terbuka
Televisi ditujukan kepada masyarakat secara terbuka ke berbagai tempat yang dapat dijangkau oleh daya pancar siarannya. Artinya, ketika siaran televisi mengudara, tidak ada lagi apa yang disebut pembatasan letak geografis, usia biologis, dan bahkan tingkatan akademis khalayak. Siapa pun dapat mengakses siaran televisi. Di sini khalayak televisi bersifat anonym dan heterogen.
Karena bersifat terbuka, upaya yang dapat dilakukan para pengelola televisi untuk mengurangi ekses yang timbul adalah mengatur jam tayang acara.
4.       Publik Terseber
Khalayak televisi tidak berada di suatu wilayah, tetapi terserbar di berbagai wilayah dalam lingkup local, regional, nasional, dan bahkan internasional. Kini, di Indonesia tumbuh subur stasiun televisi local yang siarannya hanya menjangkau suatu kota, atau paling luas beberapa kota dalam radius puluhan km saja dari pusat kota yang menjadi fokus wilayah siarannya itu. Di Bandung saja, terdapat tiga stasiun televisi lokal. Dalam perspektif komersial, publik tersebar sangat menguntunkan bagi para pemasang iklan. Untuk televisi komersial, iklan adalah darah dan urat nadi hidupnya.
5.       Bersifat Selintas
Pesan-pesan televisi hanya dapat dilihat dan didengar secara sepintas siarannya tidak dapat dilihat dan dedengar ulang oleh pemirsa kecuali dalam hal-hal khusus seperti pada adegan ulang sercara lambat, atau dengan alat khusus seperti perekam video cassette recorder (VCR). Sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas ini, sangat memengaruhi cara-cara penyampaian pesan. Selain harus menarik, bahasa pesan yang disampaikan televisi harus mudah dimengerti dan dicerna oleh khalayak pemirsa tanpa menimbulkan kebosanan

Sumber: http://arifinbastra.blogspot.co.id/2012/06/karakteristik-televisi.html



Teknologi dalam Dunia Broadcast 
Salah satu bidang komunikasi yang tidak mungkin terlepas dari teknologi dimana seluruh kegiatannya bergantung pada teknologi ialah bidang broadcast atau Industri Penyiaran Kreatif. Mengingat hasilnya yang berbentuk multimedia yang berupa kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, audio ( suara, musik ), animasi, video, teks, grafik, dan gambar, maka peran teknologi pun sangat dominan dan dibutuhkan variasi teknologi untuk menggarap sebuah project.Bidang broadcast pun mulai berkembang pada masa peradaban ketiga yang dikemukakan oleh Teori Alfin Tofler  yang berjudul The Third Wave. Pada masa peradaban ketiga ini mulai dikembangkannya revolusi pengetahuan dan teknologi, sehingga peradaban ini menjadi masa emas bagi seluruh dunia termasuk Indonesia yang saling bersaing untuk berperan aktif dalam perkembangan pertelevisian. Dunia broadcast di Indonesia pun mulai berkembang pada tahun 1990 diiringi dengan semakin bervariasinya informasi dan acara yang diproduksi dan disiarkan melalui media elektronik televisi. Di dunia broadcasting informatika sangat memberikan peran yang sangat besar. Dalam membuat sebuah program acara pasti menggunakan software dan hardware yang berkaitan dengan multimedia sebagai perangkat pokok dalam menghasilkan karya.
Karena dalam broadcasting berhubungan dengan teknologi informasi, maka untuk kedepan nanti dunia broadcasting lebih dimudahkan dengan penggunaan software multimedia yang lebih canggih dan familiar dalam penggunaannya.
Mengingat berkembangnya media baru, maka bidang broadcast itu sendiri kemudian mengalami pembagian, broadcast dalam pertelevisian dan broadcast online yang terjadi di internet. Pada dasarnya kedua jenis broadcast tersebut menggunakan teknologi yang sama, namun tetap terdapat beberapa perbedaan penggunaan teknologi seiring dengan perkembangan zaman.

                Pada dasarnya, kedua jenis broadcast ini membutuhkan beragam teknologi dari yang tersederhana hingga yang terumit. Hal utama yang pasti dibutuhkan ialah video recorder sebagai teknologi utama yang akan menangkap informasi yang menjadi konten broadcast tersebut. Teknologi pendukung lainnya yang akan menunjang kualitas ialah perekam suara hingga software apliaksi pengeditan. Kemudian proses pengolahan data data tersebut pada umumnya dilakukan dalam sebuah proses linear, dimana konten terus dioper dari satu bagian ke bagian lainnya dalam sebuah rantai proses. Konten yang dikerjakan secara paralel hanyalah bagian grafis dan design sound, sedangnya track audio dikerjakan secara terpisah dengan video yang kemudian digabungkan setelah dilakukan proses editing dan mixing. Namun terdapat pilihan lain dimana dapat dilakukan proses editing non linier yang dilakukan secara colaborative working. Colaborative working seperti ini biasanya menggunakan teknologi shared storage yang memungkinkan sebuah pekerjaan dilakukan secara bersama sama untuk menangani satu set clip yang sama, dimana hal seperti ini akan menciptakan efisiensi kerja. Semua kegiatan tersebut membutuhkan beragam teknologi yang berbeda beda. 

Pada broadcast online, terdapat yang disebut sebagai Digital Multimedia Broadcasting (DMB). Digital Multimedia Broadcasting merupakan teknologi transmisi radio digital yang pada awalnya dikembangkan di Korea Selatan. Teknologi ini merupkan proyek IT yang bertujuan untuk mengirimkan konten multimedia seperti TV, radio dan datacasting ke perangkat mobile seperti ponsel. Teknologi ini bisa disebut sebagai tv ponsel karena teknologi mendukung munculnya siaran tv di telepon seluler. Namun pada Digital Multimedia Broadcasting ini tak hanya mengirimkan konten TV ke perangkat ponsel saja, melainkan juga menampilkan konten pada beberapa website online yang biasa disebut sebagai LIVE casting broadcast. Sebagaimana konsumen menuntut lebih banyak daripada sekedar rangkaian konten menarik yang disuguhkan pihak penyiar dan operator penyiaran satelit maupun kabel, tetapi juga aksesibilitas konten kapanpun dan dimanapun, baik di ponsel atau layar yang lebih besar. Dengan adanya LIVE casting broadcast maupun munculnya siaran TV di telepon seluler dapat menjangkau lebih banyak khalayak yang tidak dapat menonton siaran di televisi. Hal seperti ini sudah banyak terdapat di beberapa  website stasiun televisi, baik yang menampilkan berita maupun acara hiburan. Software pada live casting menggunakan Flash dan Protokol HTTP. HTTP merupakan protokol standar web yang digunakan teknologi web untuk keperluan sharing dan streaming video contoh YouTube, Google Video, dan website sharing videolainnya. Digital Multimedia Broadcasting seperti ini dapat beroperasi melalui satelit (SDMB) dan melalui terestrial transmitter (TDMB). Dengan adanya DMB, khalayak juga dapat menikmati berbagai siaran broadcast dari seluruh belahan dunia, tak hanya yang disiarkan pada stasiun stasiun TV nasional. 

Kehadiran TV komersial di layar ponsel dengan teknologi DMB dapat memperkaya layanan berbasis jaringan seluler dari yang selama ini ada, juga akan berdampak pada pengembangan berbagai ketersediaan konten, misalnya acara TV, kuis, musik, dan sebagainya. Dengan dimungkinkannya siaran TV tertangkap di ponsel, maka akan tersedia berbagai ragam acara TV yang semakin mudah dinikmati kapan dan di mana saja, yang tentu tidak terbatas hanya menonton video atau film. Hal inilah yang diperkirakan akan semakin menarik bagi pemirsa TV dan sekaligus pengguna ponsel. Layanan DMB diterapkan di Indonesia memiliki satelit yang juga berfungsi sebagai satelit TV, misalnya Telkom-1 dan Cakrawarta (Indostar-1), termasuk juga sistem siaran televisi terestrial. Ketersediaan ponsel berkemampuan DMB menjadi pemicu penerapan layanan ini. 

Lalu dalam broadcast TV, teknologi televisi itu sendirilah yang memainkan peranan penting baik sebagai teknologi komunikasi yang mengkomunikasikan konten broadcast kepada seluruh khalayak, dan sebagai teknologi informasi yang menyediakan konten berupa informasi informasi. Seiring dengan perkembangan zaman, kita telah mengenal yang dinamakan dengan televisi digital. Pada televisi digital, resolusi gambar lebih tinggi. Sistem televisi satelit, sama seperti gambar dari DVD, menggunakan skema pengkodean digital yang menyediakan gambar lebih jernih. Pada sistem satelit saat ini, informasi digital dikonversikan ke analog agar dapat ditayangkan pada televisi analog. Gambar yang dihasilkan lebih baik ketimbang gambar yang ditampilkan pemutar kaset video VHS, tapi akan dua kali lebih baik lagi jika informasi itu tidak dikonversikan ke analog, tetap digital. Berbicara tentang televisi digital (DTV), ini merupakan sinyal televisi digital yang murni, yang pemancar dan penerimanya juga digital. Sinyal digital dapat dikirim melalui udara, lewat kabel, atau melalui satelit ke rumah pemirsa yang memiliki pesawat TV digital. Ada beberapa kelas televisi digital. HDTV merupakan TV digital yang paling tinggi resolusi digitalnya. HDTV juga memiliki suara surround Dolby Digital (AC-3) denga kualitas gambar dan suara yang baik.
Perbedaan jenis broadcast tersebut menjangkau khalayak yang berbeda beda. Perbedaan tersebut terletak pada perbedaan teknologi yang digunakan. Pada dasarnya, hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki teknologi televisi sehingga broadcast TV lebih dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat mulai dari kelas menengah kebawah hingga menengah keatas. Namun tidak semua masyarakat dapat menggunakan maupun menjangkau media baru internet, sehingga broadcast online lebih ditujukan pada kalangan menengah ke atas yang sudah terbiasa oleh kecanggihan teknologi dan lebih mementingkan efisiensi mengingat kesibukan aktivitas kesehariannya.
  
Karakteristik Radio Broadcasting

Karakteristik Radio

Radio is Cheap, Biaya operasional Radio relative murah demikian pula bagi pendengarnya.
The Transient Nature of Radio, Informasi yang diberikannya sangat singkat dan cepat serta tidak mungkin diulang.
Radio as Background, maksudnya adalah bahwa pendengar khususnya dapat melakukan apa saja sambil mendengarkan radio. Radio disebut juga sebagai Warm Media karena pendengar tidak memerlukan konsentrasi penuh untuk mendengarkan radio.
Radio is Selective, Radio harus menyeleksi sendiri apa yang ingin ditampilkan.
Radio Lacks Space, Jumlah ruang yang dimiliki terbatas, hal ini berhubungan dengan waktu tayang.
The Personality of Radio, terbentuk dari suara-suara yang didengar dari radio tersebut.
Radio Has Music, dengan music kita bisa merasa tenang.
Radio Can Surprise, Setiap saat radio bisa memberikan kejutan bagi pendengarnya melalui acaranya, penyiarnya maupun lagu yang diperdengarkannya.
Radio for Individual, bisa memenuhi kebutuhan secara individual. (memberikan rasa relaks, penyelesaian masalah, memperluaas pengalaman, meningkatkan pemahaman diri, dsb.)
Radio for Society, menyediakan berbagai informasi tentang pekerjaan, barang, pelayanan bagi perusahaan, sebagai penghubung antara konsumen dan perusahaan, dsb.

ARTI DAN PERAN PENYIAR DI RADIO

Penyiar adalah orang yang bertugas membawakan atau memandu acara di radio, Misalnya acara berita (News), pemutaran lagu pilihan, acara Request, Talk Show, dan sebagainya.
Penyiar menjadi ujung tombak sebuah stasiun radio dalam berkomunikasi dengan pendengar. Penyiar juga yang menjadi wakil CITRA sebuah Stasiun Radio karena penyiarlah yang secara langsung berhubungan dengan pendengar sehingga paling dikenal oleh masyarakat. Jika diibaratkan penyiar adalah miniature radio atau bisa juga disebut sebagai Etalase Radio.
Keberhasilan sebuah program acara dengan parameter jumlah pendengar dan pemasukan iklan, utamanya ditentukan oleh kepiawaian penyiar dalam membawakan sekaligus “menghidupkan” acara tersebut. Untuk itu, otomatis sebagai penyiar, seseorang dituntut memiliki skill (kemampuan) seperti berikut :

KETERAMPILAN ANNOUNCING : keterampilan pengelolaan suara, pengelolaan dinamika komunikasi dan pengelolaan kemampuan dasar: pernafasan, suara diafragma, intonasi, aksentuasi, kecepatan, artikulasi, ritme
AIR PERSONALITY : be your self, penyiar tidak disarankan untuk mengikuti gaya dan tingkah penyiar lain dengan cara mengenali karakter suara dan juga karakter diri.
JIWA ENTERTAINER : memperbanyak wawasan terkait dengan kegiatan hiburan.
KREATIFITAS : perlu inovasi, mampu menangkap trend saat ini, melakukan penyegaran konsep hiburan.

Howard Gough mengatakan, ada 8 langkah yang harus dicermati oleh seorang Penyiar Radio, seperti :

 Melibatkan pendengar ke program
 Bicara bukan bersuara
 Memaksimalkan Ekspresi tubuh ke suara
 Bergairah, (kesan bersemangat)
 Empati, (mampu melihat suatu situasi dari sisi pendengar, mampu memahami kebutuhan dari pendengar
 Jadilah Etalase yang baik, INGAT PENYIAR ADALAH MINIATUR RADIO!
 Terbuka pada kritik
 Jadilah pendengar yang baik, “ pembicara yang baik tumbuh karena kemampuannya menjadi pendengar yang baik,”

KEDUDUKAN PENYIAR DALAM PROGRAM DARI SEBUAH STASIUN RADIO


1. Penyiar adalah ujung tombak : dia adalah orang pertama yang berhubungan dengan pendengar.
2. Wakil Citra Radio : sosok yang mudah dikenali oleh pendengar. Citra penyiar adalah citra stasiun radio tersebut. Bahwa ini muncul dari tutur kata, perilaku, cara berpikir, gaya bicara, dsb.
3. Pemasaran : kekuatan Air Personality penyiar bisa menjadi daya jual.
4. Komunikator : penyiar sebagai media penyampai informasi pada pendengar, bukan tukang bicara.
5. Humas bagi Radio : dapat membangun tingkat pendengar maupun relasinya terhadap kredibilitas radio.  


Sumber: http://okoysitumorang.blogspot.co.id/2010/05/peran-dan-karakteristik-radio.html

Karakteristik Pendengar Radio 
1. Heterogen. Massa pendengar terdiri dari orang-orang yang berbeda usia, ras, suku, agama, strata sosial, latar belakang sosial-politik-budaya, dan kepentingan.
2. Pribadi. Pendengar adalah individu-individu, bukan tim atau organisasi. Karenanya, komunikasi yang berlangsung bersifat interpersonal (antarpribadi), yakni penyiar dengan pendengar, dengan gaya “ngobrol”. Penyiar harus membayangkan seolah-olah sedang berbicara kepada SATU orang saat siaran.
3. Aktif. Pendengar Radio Siaran tidak pasif, tetapi berfikir, dapat melakukan interpretasi, dan menilai apa yang didengarnya.
4. Selektif. Pendengar dapat memilih gelombang, frekuensi, atau stasiun radio mana saja sesuai selera. Penyiar tidak bisa “memaksa” pendengar stay tune di gelombang yang sama tiap saat.
Sumber: https://romeltea.wordpress.com/2010/07/24/karakteristik-pendengar-radio/